Berita Blog Terbaru Hari Ini

ads

3/29/2017

Bukti analisa sejarah para Walisongo keturunan Hadramaut

Walaupun ada pendapat yang menyebutkan para Walisongo merupakan keturunan Samarkandy (Asia Tengah),Champa ataupun daerah lainnya,tetapi tampaknya daerah-daerah itu lebih merupakan suatu jalur penyebaran para mubaligh islam daripada asal-muasal mereka yang sebagian besarnya merupakan kaum Sayyid ataupun Syarif.Beberapa argumentasi yang diceritakan oleh Muhammad Al Baqir,di dalam buku Thariqah Menuju arah Kebahagiaan,mendukung yakni Walisongo merupakan keturunan dari Hadramaut:

Bukti analisa sejarah para Walisongo keturunan Hadramaut

* L.W.C van Den Berg,Islamologi dan ahli hukum di Belanda yang mengadakan suatu riset ditahun 1884-1886, dalam buku Le Hadhramout et les colonies arabeis dans l'archipel Indien (1886)[6] menyatakan:

”Adapun hasil nyata didalam penyiaran Islam (keindonesia)merupakan dari orang-orang Sayyid atau Syarif.Dengan perantaraan walisongo Islam menyebar diantara raja-raja Hindu diJawa dan daerah lain.Selain dari mereka ini, walau ada juga suku-suku lain diHadramaut (yang bukan termasuk Sayyid/Syarif),tetapi mereka ini tak meninggalkan pengaruh besar itu.Hal ini dikarenakan para kaum Sayyid/Syarif merupakan keturunan dari tokoh pembawa agama Islam Nabi Muhammad SAW.”

para walisongo

* van den Berg pun mencatatkan dalam buku sama (halmn 192-204):

”Pada abad 15,diJawa telah ada terdapat penduduk bangsa Arab ataupun keturunannya,yakni setelah masa kerajaan Majapahit yang kuat.Orang-orang Arab bercampur dan bergaul dengan pendudukn dan mereka mempunyai jabatan tinggi.Mereka terikat dengan pergaulan dan kekeluargaan ditingkat atasannya. ternyata pembesar-pembesar Hindu dikepulauan Hindia sudah berpengaruh oleh sifat keahlian Arab, oleh karena sebahagian besar wali itu keturunan pendiri Islam (Nabi Muhammad SAW).bangsa Arab Hadramawt membawakan kpada orang-orang Hindu pikiran yang baru diteruskan oleh peranakan-peranakan bangsa Arab,mengikuti jejak nenek moyang."
Pernyataan van den Berg ini spesifik menyebut abad 15,yang abad spesifik kedatangan atau kelahiran sebagian besar para Walisongo pulau Jawa.Abad ke 15 ini jauh lebih awal dari abad ke 18 yang adalah waktu kehadiran gelombang berikut,yakni kaum Hadramaut yang bermarga As-segaf,Al-Habsyi,Al- Hadad,al- Alaydrus,Alatas,al Jufri,as Syihab,Syahab dan banyak bermarga Hadramaut yang lainnya.

* Sehingga sekarang ini umat Islam diHadramaut sebagian besarnya madzhab imam Syafi’i,sama seperti mayoritas diwilayah Srilangka,dipesisir india Barat(Gujarat dan Mallabar),Malaysia serta indonesia.Bandingan dengan umat Islam diUzbekistan dan semua Asia Tengah,Pakistan dan india pedalaman (bukannya pesisir) yang sebagian besar bermadzhabkan imam Hanafi.
* Kesamaan didalam pengamalan madzhab Syafi'i bercorakkan ilmu tasawuf dan mengutamakan para Ahlul Bait; seperti mengadakan Maulid nabi,membacakan Diba & Barzanji,bermacam Shalawat Nabi,do'a nur Nubuwwah dan banyak amal yang lainnya cuma ada diHadramaut,Mesir,Gujarat,Mallabar,srilangka,Sulu serta Mindanao,malaysia dn indonesia.Kitabnya fiqih imam Syafi’i Fathul Muin yang terpopuler diIndonesia dikarang oleh Zainuddin Al Malabary dari Mallabar,isi memasukkan pendapat baik kaum Fuqaha ataupun kaum Sufi.Hal itu mengindikasikan kesamaan sumbernya yakni Hadramaut,karena Hadramaut merupakan sumber pertama dalam sejarah Islam yang menggabungkan fiqih imam Syafi'i dengan suatu pengamalan ilmu tasawuf dan pengutamaan para Ahlul Bait.
* Di abad ke 15,para raja-raja diJawa yang berkerabat dengan para Walisongo seperti Raden Patah dan Pati Unus sama-sama memakai gelarnya Alam Akbar.Gelar itu juga adalah gelar yang sering dipakaikan oleh keluarga besar Jamaluddin Akbar diGujarat di abad ke 14,yakni cucu keluarga besar Azhamat Khan (ataupun Abdullah Khan) bin Abdul Malik bin Alawi,seorang anak dari Muhammad Shahib Mirbath seorang ulama besar Hadramaut abad ke 13.Keluarga besar ini dikenal sebagai mubaligh musafir yang berdaqwah jauh sampai pelosok diAsia Tenggara,dan memiliki putra-putra dan cucu-cucu yang banyak memakai nama Akbar,seperti Zainal Akbar,ibrahim akbar,Ali Akbar,Nuralam Akbar dan banyak lainnya.

Kontroversinya

Sejarawan yakni Slamet Muljana mengundang kontroversi didalam bukunya Runtuhnya Kerajaan Hindu diJawa (1968),dengan mengabarkan bahwa para Walisongo merupakan keturunan Tionghoa indonesia.[rujukan] Pendapat ini mengundang suatu reaksi keras dimasyarakat yang mengatakan yakni Walisongo merupakan keturunan Arab Indonesia.Pemerintahan Orde Baru sempat melarang terbitnya buku itu.

Sumber tertulis mengenai tentang para Walisongo

1.Terdapat beberapa sumber tertulisnya dimasyarakat Jawa tentang para Walisongo,antara lain Serat Walisanga karya Ranggawarsita diabad ke 19,Kitab para Walisongo karya Sunan Dalem (Sunan Giri II) yang adalah anaknya Sunan Giri,dan juga menceritakan sangat banyak dalam Babad Tanah Jawinya.
2. Mantan Mufti Johor malaisyia Sayyid `Alawî b.Tâhir b. Abdullâh al-Haddâd (meninggal ditahun 1962) juga meninggalkan tulisannya yang berjudul Sejarah perkembangan Islam diTimur Jauh (di Jakarta:Al-Maktab ad-Daimi,tahun 1957).Ia menukilkan keterangan diantara lain darinya Haji `Ali bin Khayruddin,dalam karya Keterangan kedatangan sibungsu (sic) Arab ketanah Jawi sanking Hadramaut.
3.Dalam penulisan sejarah para keturunan Bani Alwi seperti al-Jawahir al-Saniyyah oleh Sayyid Ali bin Abu Bakar Sakran,'Umdat al-Thalib oleh al-Daudi,dan Syams al-zahirah oleh Sayyid Abdul Rahman Al-Masyhur; juga penjelasannya tentang leluhur Sunannya Gunung Jati,Sunan ampel,Sunan giri,Sunan kudus,Sunan bonang dn Sunan Gresik.

Baca juga : Kisah Teladan Pesan Imam Asyafi’i yang Perlu Diketahui oleh Umat Islam Indonesia

Referensinya

1.Meinsma, J.J., 1903. Serat Babad Tanah diJawi, Wiwit Saking Nabi Adam Dumugi ing di Tahun 1647. S'Gravenhage.
2.Istilahnya maqam, selain berarti kubur juga bisa berarti tempat menetap ataupun tempat yg pernah dikunjungi seorang tokoh;contohnya seperti makam Nabi Ibrahim diMasjid al Haram.
3.van Bruinessen,Martin,tahun 1994.Najmuddin al-Kubra,Jumadil Kubra and Jamaluddin al-Akbary: Traces of Kubrawiyya influence in earli indonesi islam,Bij dragen tot de Taal,Land- en Volkenkundei 150, hal 305-329.
4.Drs. Haji. Ridwan Said (27 Maret 2007).Disampaikan diSeminar Genealogi Intelektualnya Ulama Betawi. Diselenggarakan oleh JIC (jakarta islamic Centre), Jakarta. Artikel dari Republika: Jum'at,13 April 2007.
5.Lihat juga: Pangeran Sabrang Lor.
6.van den Berg,Lodewijk Willem Christiaan,tahun 1886.''Le Hadhramout et les colonies arabeis dans l'archipeil indien.Impr. du gouvernement,Batavia.
Share:

0 comments:

Posting Komentar